Julius Robert Oppenheim tercatat sebagai penemu Bom atom,
dia merupakan ilmuwan dalam bidang fisika, Tahun 1930-an menjadi awal
keterlibatan Oppenheimer dalam dunia fisika atom dan nuklir. Oppenheimer
banyak menyumbangkan pikiran dalam fisika atom dan nuklir, termasuk
pikiran mula mengenai bintang neutron dan lubang hitam yang sudah
diabaikan astronom dalam jangka waktu yang lama. Oppenheimer secara
jelas menyumbangkan pemikirannya karena ia menentang kebangkitan
kekuasaan fasisme pada era itu. Apalagi di tahun 1939, Amerika
mengetahui kalau Jerman berhasil memisahkan inti atom dan
mengembangkannya menjadi senjata luar biasa.
Maka,
untuk menandingi kekuatan Jerman itu, tahun 1941 Presiden Roosevelt
membentuk Proyek Manhattan dan menunjuk Julius Robert Oppenheimer
sebagai direkturnya. Dalam melaksanakan tugasnya, Oppenheimer
mengembangkan bom atom berikut senjata lain di markas penelitian Los
Alamos, New Mexico. Penelitian lain juga berlangsung di Columbia
University, University of Chicago, dan Oak Ridge, Tennessee. Saat
penelitian, Oppenheimer mengundang para ahli fisika papan atas. Mereka
diajak bekerjasama membuat bom atom. Dari sekian banyak ahli fisika yang
hadir, akhirnya terpilih 3000 orang untuk dijadikan satu tim yang
diketuai Oppenheimer.
Tanggal 16 Juli 1945 atau setelah 3 tahun
bekerja keras melakukan penelitian, Oppenheimer menyaksikan uji coba
ledakan bom atom pertama di gurun New Mexico. Banyak orang menilai,
ledakan itu bakal merubah sejarah dunia untuk selamanya. Terbukti,
selang sebulan setelah uji coba ledakan, dua bom atom menghanguskan
Hirosima dan Nagasaki, membunuh ratusan ribu orang. Keadaan ini membuat
Jepang harus menyerah dan mundur dari PD II pada tanggal 10 Agustus
1945. Meski dikecam kejam karena telah membunuh ratusan ribu jiwa, bom
atom temuan Oppenheimer tetap memiliki dampak positif, karena mampu
mengakhiri PD II yang sudah berlangsung lama.
Setelah Bom Atom Di
Jatuhkan, Oppenheimer menyesali pekerjaannya dan menyerukan agar energi
atom digunakan untuk kepentingan damai. Ia kemudian dipertanyakan
kesetiaanya dan kredibilitasnya dan diajukan ke sidang pemeriksaan untuk
pejabat tinggi AS dan mengakibatkan jabatannya untuk penasehat
pemerintah di bidang keamanan dilepas. Banyak ilmuwan yang merasa tidak
puas pada tindakan yang timbul pada saat histeria nasional yang dipimpin
senator Joseph Raymond McCarthy (namun kemudian dinyatakan salah).
Ketika
perang usai, Oppenheimer tetap aktif dalam bidang ini. Ia pun terpilih
sebagai ketua Komisi Energi Atom Amerika Serikat. Sayang Oppenheimer tak
mulus, ini berkaitan dengan sikapnya yang menentang pengembangan bom
hydrogen kekuatannya lebih dahsyat dari bom atom. Oppenheimer dianggap
berkhianat,ia pun di adili pada tahun 1953. Meski tidak terbukti
bersalah, perlindungan keamanan dan kontraknya sebagai penasehat bagi
Komisi Energi Atom tetap dicabut. Tak patah arang, Oppenheimer tetap
berkarir dan bersemangat.
Dia melanjutkan karirnya sebagai
pendidik pada “the academic post of director of the Institute of
Advanced Study at Princeton University”. Puncaknya di tahun 1963,
Presiden Lyndon B. Johnson menyerahkan penghargaan “Enrico Fermi Award”
dari Komisi Energi Atom. Tiga tahun setelah menerima penghargaan itu,
Julius Robert Oppenheimer harus pensiun karena terkena kanker
tenggorokan. Tahun 1967 ia meninggal dalam usia 63 tahun. Melalui bom
atom, Julius Robert Oppenheimer merubah sejarah dunia untuk selamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar